Kamis, 16 Januari 2014

filsafat pendidikan islam


MAKALAH
MANUSIA SEBAGAI PESERTA DIDIK DAN HAMBA ALLAH
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :
Edi Santosa, M. Pdi.


















Disusun oleh :
Alfian Nur Rohim
Choirul Anwar

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI
 APRIL 2013 M


DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................          i
Kata Penghantar ...................................................................................          ii
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang...........................................................................          1
B.     Rumusan Masalah......................................................................          1
BAB II PEMBAHASAN
A.     Pengertian Pendidikan................................................................          2
B.     Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik.......................................          2
C.     Pengertian Peserta Didik............................................................         3
D.     Tugas Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran.....................          4
E.     Tujuan Diciptakan Manusia dan Implikasi-Nya........................          4
1. Manusia Sebagai Hamba Allah.................................................          4
2. Manusia Sebagai Kholifah di Bumi..........................................          5
F.      Manusia Sebagi Peserta Didik dan Hamba Allah......................          6
1.      Aspek-Aspek Pembelajaran...................................................          6
2.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran..................................................          6
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan.................................................................................          8
B.     Daftar Pustaka............................................................................          8











Kata Penghantar

Syukur Alhamdulillah, puja puji kami haturkan kepada Allah yang telah memberikan segala macam keni’matan diantaranya adalah keni’matan dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah filsafat pendidikan islam ini yang berjudul “Manusia Sebagai Peserta Didik & Hamba Allah”.
Sholawat serta salam Allah semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad, nabi agung yang menjadi panutan ummat islam sedunia, serta para keluarga dan shohabat nabi yangmana mereka merupakan manusia-manusia yang paling utama diantara manusia-manusia yang pernah hidup di dunia.
Adapun tujuan  kusus penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliyah Filsafat Pedidikan Islam. Selain itu, secara umum kami berharap somoga makalah ini dapat membuka wawasan serta bermanfa’at untuk para mahasiswa yang berada dibelahan dunia mana saja, khususnya mahasiswa Indonesia.
Dalam makalah ini, diantaranya kami uraiakan beberapa hal terkait dengan pendidikan serta langkah-langkah dalam menuju pendidikan islam yang sukses dan sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berubah dan tak tentu arah ini.
Selaku penyusun, kami berdua mohon ma’af yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Semua itu adalah meupakan kekurangan kami berdua, dari itu kami mohon kritik dan saran untuk perbaikan terkait dengan makalah ini di kemudian hari.
Akhirnya dari kami cukupi sekian dan selamat membaca.
     

Penyusun        

Kediri, Senin 04 J. Ula H/ 15 April 2013 M






BAB I PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah merupakan proses untuk menjadi makluk yang utama di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. Allah menilai kemulian seorang hamba bukan dari harta, tahta, melainkan dari ukuran ketaqwaan dalam diri seorang hamba. Dan pada dasarnya, Seorang hamba tidak akan bisa mencapai derajat taqwa[1] dengan tanpa adanya pengetahuan dan pendidikan.
Disamping itu, terkait dengan Pendidikan sebagai salah satu usaha yang terencana untuk mendewasakan manusia atau menyiapkan sumber daya manusia, maka hal ini menjadi landasan yang mendasari kebijakan perintah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi[2] di bidang pendidikan dengan hadirnya sekolah sebagai suatu institusi[3] yang mandiri dalam menyiapkan sumber daya manusia bagi pembangunan. 
Beban pendidikan akan semakin berat dalam rangka melakukan proses pembinaan potensi manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang menjadi modal dasar dalam pembangunan Nasional. Beban itu bertambah seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi di negri kita tercinta ini. Oleh karena itu perlu pembahasan lebih lanjut mengenai pendidik dan peserta didik dalam perspektif filsafat islam.
B.     Rumusan Masalah
Dengan berbekal keingin tahuan kita tentang :
1.      Bagaimana pendidik,
2.      bagaimana peserta didik dalam perspektif filsafat islam,
3.      dan bagaimana manusia selaku peserta didik itu jika dikaitan dengan status[4]-nya sebagai hamba Allah Subhanahu Wata’ala?.
maka kami akan mencoba menyajikan karya tulis ini dan semoga dapat sama-sama kita pahami dengan baik.
 Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain : Untuk memenuhi tugas kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Dan untuk menambah pengetahuan kita semua tentang Pendidik dan peserta didik dalam perspektif filsafat pendidik islam serta kaitannya selaku hamba Allah Subhanahu Wata’ala.




BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidik.
Pendidikan merupakan suatu usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan/pertumbuhan anak didik (manusia) kepada titik optimal kemampuannya. Dan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepadaNya.
Pengertian Pendidik secara umum adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif[5] pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif[6], kognitif[7], maupun psikomotorik[8] sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa pendidik dalam perspektif pendidikan Islam ialah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya sesuai dengan nilai ajaran Islam. Oleh karena itu, pendidik dalam konteks ini bukan hanya terbatas pada orang-orang yang bertugas di Sekolah tetapi semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan anak mulai sejak dalam kandungan hingga ia dewasa, bahkan sampai meninggal dunia.
B.     Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik.
Dalam Islam, tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia. Posisi ini menyebabkan mengapa islam menempatkan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibanding dengan manusia lainnya (QS. Al Mujadilah/58:11).
Secara umum, tugas pendidik adalah mendidik. Dalam operasionalisasi[9]-nya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan, dll. Batasan ini memberi arti bahwa tugas pendidik bukan hanya sekedar mengajar sebagaimana pendapat kebanyakan orang.
Di samping itu, pendidik juga bertugas sebagai motivator [10]dan fasilitator[11] dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis[12].
Sementara dalam batasan lain, tugas pendidik dapat dijabarkan dalam beberapa pokok pikiran, yaitu :
1.      Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran, melaksanakan program yang disusun, dan akhirnya dengan pelaksanaan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.
2.      Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan kepribadian sempurna (insan kamil), seiring dengan tujuan penciptaan-Nya.
3.      Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri (baik diri sendiri, peserta didik, maupun masyarakat), upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program yang dilakukan.

C.    Pengertian Peserta Didik.
Di antara komponen terpenting dalam Pendidikan Islam adalah peserta didik. Dalam perspektif islam, peserta didik merupakan subjek dan objek. Dilihat dari segi kedudukannya sebagai objek, anak didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrohnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten[13] menuju ke arah titik optimal kemampuan fitroh-nya.
Dalam pandangan yang lebih modern, anak didik tidak hanya dianggap sebagai obyek atau sasaran pendidikan sebagai yang disebut diatas, melainkan juga harus diperlakukan sebagai subjek pendidikan. Hal ini antara lain dilakukan dengan cara melibatkan mereka dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar.
Dalam bahasa Arab dikenal beberapa ishtilah yang sering digunakan untuk menunjukkan kepada anak didik. Istilah tersebut adalah murid, salik yang secara harfiah berarti orang yang mengharap sesuatu, tilmidz, robib, robab yang berarti seorang yang menetap (mulazamah) kepada seorang guru yang mengajarinya, muta’allim, dan tholib al-ilmi yang berarti penuntut ilmu, pelajar atau mahasiswa. Ishtilah-istilah tersebut seluruhnya mengacu pada seorang yang tengah menempuh pembelajaran dan pendidikan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan, dan pengarahan. Dalam pandangan islam, hakikat ilmu berasal dari Alloh Subhanahu Wata’ala. Sedangkan proses memperolehnya diantaranya dilakukan melalui belajar kepada Guru.
D.    Tugas Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran.
Menurut tauladan yang dilakukan oleh ilmuan-ilmuan muslim terkemuka terdahulu, diantara tugas dan kewajiban yang perlu dipenuhi peserta didik adalah :
1.      Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu. Hal ini berdasarkan bahwa ilmu itu bersemayamnya di hati. Jika hati tidak bersih maka berat kemungkinan akan tercapainya pendidikan yang ditempuh olehnya.
2.      Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi ruh dengan berbagai sifat keutamaan. Yaitu  sebagai manusia individual dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-Nya.
3.      Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu di berbagai tempat.
4.      Setiap peserta didik seyogyanya menghormati pendidiknya.
5.      Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh dan tabah dalam belajar.
6.      Menghargai ilmu dan bertekad untuk terus menuntut ilmu sampai akhir hayat.
Kesemua hal di atas cukup penting untuk disadari oleh setiap peserta didik, sekaligus dijadikan sebagai pegangan dalam menuntut ilmu. Di samping berbagai pendekatan tersebut, peserta didik hendaknya memiliki kesiapan dan kesediaan untuk belajar dengan tekun, baik secara fisik maupun mental. Dengan kesiapan dan kesediaan fisik dan psikis, maka aktivitas kependidikan yang diikuti akan terlaksana secara efektif dan efisien.
E.     Tujuan diciptakan Manusia & Implikasi[14]-nya pada Pendidikan.
Terciptanya manusia di dunia ini ada misi-misi yang dibawa olehnya. Diantara misi itu adalah :
1. Manusia sebagai hamba Allah Subhanahu Wata’ala
Manusia dalam kehidupannya dimuka bumi ini tidak bisa terlepas dari kekuasaan-Nya yang transendental[15] (Allah). Oleh karena itu apa yang menjadi acuan dalam hidupnya serta apa yang ia lakukan haruslah sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Allah Subhanahu Wata’ala.
Untuk menjadi hamba yang bisa menyesuaikan diri dengan kehendak Tuan-nya serta bisa melakukan apa-apa yang dikehendaki oleh Tuan-nya maka ia harus mengerti apa-apa yang dihendaki dan diperintahkan Tuan-nya. Dengan demikian pendidikan dalam implikasi-nya adalah berguna dalam rangka untuk mengerti dan mengamalkan kehendak dan perintah Allah Subhanahu Wata’ala atas hambanya.
Jika demikan, maka pendidikan pada hakikatnya adalah satu proses untuk menjadi hamba yang ta’at (bertaqwa) yang mana dengan adanya pendidikan ia dapat dengan mudah mengetahui dan melakukan perintah-perintah Tuan-nya atas diri-nya. Dan hamba yang ta’at inilah yang disebut insane kamil yang merupakan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini. 
2. Manusia Sebagai Khalifah Fil-Ardli
Manusia sebagai makhluk mulia, menempati posisi yang istimewa yang diberikan Allah Subhanahu Wata’ala dimuka bumi. Hal ini karena manusia diciptakan dalam “citra Allah” sehingga selayaknya manusia disebut sebagai mahkota ciptaannya. Kedudukan manusia dimuka bumi ini difirmankan Q.S. 2 : 30.
Bila ayat tersebut dianalisa lebih mendalam, maka akan dimengerti bahwa manusia bukan sekedar hiasan, akan tetapi jauh dari itu manusia diberikan tugas utuk memelihara bumi ini. Dalam rangka beri’tiqod kepada Allah sehingga akan membedakannya dengan makhluk lainnya dalam kedudukan dan tanggung jawab.
Secara implisit memberikan gambaran bahwa dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah, manusia dihadapkan pada beberapa konsekwensi yang harus dipertanggung jawabkan yaitu:
1. Senantiasa taat, tunduk dan patuh serta berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama islam.
2. Mempersiapkan diri denga seperangkat ilmu pengetahuan yang menopang terlaksananya tugas dan fungsinya sebagai khalifah Fil-ardli.
3. Bertanggung jawab terhadap amanat yang diberikan allah kepadanya, yaitu merealisasikan hukum-hukum Allah Subhanahu Wata’ala di muka bumi ini.

F. Manusia Sebagai Peserta Didik dan Hamba Allah Subhanahu Wata’ala
Pendidikan secara Islam adalah merupakan upaya manusia merekayasa pembentukan al insan al kamil melalui penciptaan institusi, interaksi[16], edukatif[17], yang kondusif[18]. Dalam posisinya yang demikian, pendidikan islam adalah model rekayasa individual dan sosial yang paling efektif untuk menyiapkan dan menciptakan bentuk masyarakat ideal ke masa depan, oleh sebab itu, maka pendidikan harus memiliki seperangkat isi atau bahan yang akan disuguhkan kepada peserta didik agar memiliki kepribadian sesuai dengan idealitas sebagai manusia, hamba Allah Subhanahu Wata’ala dan umat Islam.
1.      Aspek-Aspek Pembelajaran
Dalam prakteknya, pelaksanaan pembelajaran manusia sebagai peserta didik dan hamba Subhanahu Wata’ala  setidaknya memenuhi beberapa aspek berikut ini:
a.       Asas Agama, yaitu prinsip-prinsip, asas-asas, dan fakta-fakta umum yang diambil dari sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah.
b.      Asas Biologis, yaitu dasar yang mempertimbangkan kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan usia peserta didik, maupun jenis kelamin. Disamping aspek rohaniah, intelektual dan keterampilan. Aspek fisik dan kebutuhan jasmani peserta didik juga harus dipenuhi.
c.       Asas Psikologi, yaitu prinsip yang lahir di atas pertimbangan kekuatan psikologis, seperti Motovasi, kebutuhan, emosi, minat, bakat, sikap, keinginan, kecakapan akal dan lain sebagainya.
d.      Asas Sosial, yaitu asas yang bersumber dari kehidupan sosial manusia seperti tradisi, kebutuhan-kebutuhan, harapan dan tuntutan kehidupan yang senantiasa maju dan berkembang. Sehingga kelak peserta didik dapat berperan dan berguna di masyarakat.
2.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Berikut ini dikemukakan beberapa prinsip dari ayat-ayat Al-Quran yang dipergunakan sebagai rujukan pengembangan pembelajaran agar sesuai dengan posisi manusia sebagai peserta didik dan hamba Allah Subhanahu Wata’ala:
a.       Prinsip-prinsip ke-tauhid-an harus ditanamkan kepada diri peserta didik selaku hamba Allah Subhanahu Wata’ala, hal yang paling prinsip dalam menanamkan nilai-nilai ketauhidan peserta didik adalah dengan mempercayai adanya tuhan, sekaligus tidak mempersekutukannya. Jika prinsip ketauhidan sudah tertanam pada diri siswa sejak dini, maka hal tersebut akan tertanam pada jiwa siswa selamanya, berdasarkan pada Q.S.:31;13).
b.      Prinsip keteladanan, dalam pembelajaran sangat diperlukan keteladanan dari pendidik, dan sebaik-baiknya teladan adalah Rasulullah. Sholla-llaahu ‘Alaihi Wasallam. Yang telah menyampaikan ajaran islam kepada manusia. Berdasarkan dari Q. S. (33):21).
c.       Berdiskusi, dalam pembelajaran peserta didik diperlukan metode-metode yang cocok, salah satunya adala diskusi. Dengan diskusi peserta didik dilatih untuk kemampuannya untuk berpendapat dan menyampaikan argument, yang kelak pasti akan berguna dalam bermasyarakat, berdasarkan pada Q.S (16): 125). Peserta didik dilatih untuk selalu menyelesaikan semua permasalahan dengan jalan bermusyawarah yang mufakat, berdasarkan Q.S.(42): 38).
d.      Peserta didik dilatih bagaimana berakhlak dan bersikap dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan QS. (06);(11).
e.       Inquiry (menemukan), pembelajaran yang baik adalah dimana peserta didik dapat menyelesaikan dan menemukan apa yang mereka pelajari dari hasil temuan-temuan yang mereka temukan sendiri, bukan dari hasil pemberitahuan. Dengan ditemukannya pengetahuan mereka sendiri, maka ilmu yang mereka pelajari akan lebih berma’na. Hal tersebut berdasarkan pada Q.S. (6): 76-79).
f.         Pada peserta didik senantiasa ditanamkan nilai-nilai kehidupan sebagai seorang muslim, daintaranya adalah untuk beramal soleh dan berjuang untuk Islam. Hal tersebut berdasarkan pada Q.S. (2): 261).







BAB III PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pengertian Pendidik secara umum adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Dalam perspektif islam, peserta didik merupakan subjek dan objek. Dilihat dari segi kedudukannya, anak didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrohnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrohnya.
Tercitanya manusia dalam rangka, sebagai hamba Allah dan kholifah di bumi dan implikasi-nya dalam pendidikan maka adanya pendidikan itu proses untuk menuju kepada hamba yang sempurna, yaitu hamba yang ta’at atas perintah dan kehendak Allah Subhanahu Wata’ala serta mampu memegang amanah di muka bumi ini.
Pendidikan secara Islam adalah merupakan upaya manusia merekayasa pembentukan al insan al kamil melalui penciptaan institusi, interaksi, edukatif, yang kondusif. Oleh karena itu pendidikan harus memperhatikan aspek-aspek dan prinsip-prinsipnya yang telah diuraikan dalam sub BAB II. 
B.     DAFTAR PUSTAKA

Http//:jurnalismuslimah.wordprees.com/2012/04/30/makalah-filsafat-pendidikan-islam/

Http://Fajarnasrullah.Blogspot.Com/2012/01/Manusia Sebagai Peserta Didik dan Hamba Tuhan/








[1]  Yang ta’at menjalankan perintah-perintah Allah.
[2] Pendaerahan pemerintahan; pemberian wewenang oleh pemerintahan pusat kepada pemerintahan daerah untuk mengatur daerahnya sendiri.
[3] Pendirian suatu badan; lembaga; badan; adat kebiasaan. Ibid.
[4] Keadaan, kedudukan.
[5] Pengharapan; peninjauan.
[6] Hal memiliki rasa kasih yang besar; berkenaan dengan perasaan (cinta) kasih sayang.
[7]  berhubungan dng atau melibatkan kognisi; 2 berdasar kpd pengetahuan faktual yg empiris
[8]  berhubungan dng aktivitas fisik yg berkaitan dng proses mental dan psikologi
[9] pengoperasian
[10] orang (perangsang) yg menyebabkan timbulnya motivasi pd orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak:
[11] orang yg menyediakan fasilitas; penyedia:
[12] penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dng keadaan dsb; mengandung dinamika;
[13] tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek;
[14] Kesimpulan; Keterlibatan atau keadaan terlibat; pelibatan; penyelipan masalah.
[15] Bersifat jauh dari dunia empiris; terdapat di luar kosmos (Tuhan; berdasarkan kerohanian).
[16] Pengaruh timbal balik; saling mempengaruhi satu sama lain.
[17] Kepengajaran; bidang pendidikan atau pengajaran.
[18] terkendali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar