BENTUK –
BENTUK SHIGOT FUQOHA’
A.
SHIGOT TABARRI
Shigot Tabarri adalah (bentuk tabir )
yang lazimnya difungsikan untuk menunjukkkan lepas tangannya pengutip/ penukil
dari pendapat yang dikutib. Dengan demikian pengutip tidak ikut campur ataui
tidak setuju terhadap ketetapan hukum yang disebutkan pada sighot tabarri dan pada umumnya
pengutip langsung menegaskan mengenai dloifnya pendapat tersebut. Hal ini
secara tidak langsung menganggap mu’tamad terhadap muqobilnya namun juga ada
sighot tabarri yang
tidak disertai penjelasan mengenai
dloifnya pendapat yang dikutib ( dimutlakkan ) dengan demikian pendapat
tersebut belum jelas status kuat dan lemahnya. Oleh karena itu para ulam’
berbeda pendapat untuk menafsirkan muqobilnya.
Al-Aulaji menyatakan bahwa muqobilnya
sighot tabarri adalah
mengungkapkan’tamad karena pada umumnya sighot
tabarri digunakan untuk mengutip pendapat yang dloif. Dilain pihak Al-Kurdi
memiliki tawaquf ( tidak berkomentar ) dalam arti pendapat yang dikutip perlu
diteliti lebih cermat lagi dengan merujuk kembali pada kitab-kitab yang lain
Bentuk-Bentuk Sighot Tabarri
كذا قاله فلان وقع لفلان كذا
كذا فى التخفة على ما اقتضى كلامهم
هذا كلام فلان على ما قاله فلان
وكذا قالوه
على ماشمله كلامهم
Catatan
: Tidak selamanya sighot tabarri menunjukkan terhadap
lemahnya pendapat, terkadang sighot tabarri juga digunakan untuk menampilkan pendapat yang
kuat. Namun hal ini jarang terjadi.
B.
SHIGOT TAMRIDL DAN I’TIROD
Sighot Tamridl adalah bentuk ta’bir yang
digunakan untuk mengungkapkan pendapat yang lemah . sangat lemah ataupunn
menunjukan pendapat yang kuat/ sangat kuat namun masih punya celah-celah
kelemahan dari sudut pandang tertentu.
Bentuk-bentuk Sighot Tamridl
ولقائل كذا, وإن قيل, وقد يقال , لايبعد : diucapkan
untuk qoul yang lemah .
فيه بجث : di ucapkan untuk qoul yang kuat yang masih
perlu ditinjau kembali, baik jawaban yang dikemukakan memuaskan (Tahqiq) atau
tidak .
ويمكن كذا : Sama dengan لايبعد
وقد يقال كذا diucapkan untuk qoul yang sangat lemah .
فيه نظر : diucapkan untuk
menetapkan qoul yang tidak bisa dipakai (fasid)
(Fawaidul Makkiyah hal. 52).
Catatan :
Hampir semua sighot
Tamridl diatas juga bisa difungsikan untuk sighot
I’tirodl (menentang ) kecuali لايبعد
dan ويمكن khusus untuk Tamridl saja.
SIGHOTUL JAWAB
Sighotul Jawab adalah bentuk tabir
yang dikemas dalam bentuk tanya jawab dengan tujuan supaya lebih muda dicerna
oleh pembaca dan sekaligus dapat diketahui latar belakang dari permasalahan
yang ada.
Sighot tersebut dimunculkan untuk menanggapi
pertanyaan-pertanyaan yang dianggap iskal ( masih janggal ) oleh pengutip
ataupun komentator ( Muhsyi /syarih ).
Bentuk-Bentuk Sighotul Jawab
1. Jika
pertanyaan dianggap cukup kuat untuk mempertanyakan keabsahan hukum yang dimuat
pada ta’bir sebelumnya, maka akan digunakan sighot soal ولقائل كذا (
untuk orang yang berkomentar demikian …..) adapun jawabannya اقول / نقول كذا ( maka saya jawab/ kamu jawab demikian )
2. Jika
pertanyaannya yang diajukan tidak begitu kuat (lemah) untuk menanyakan
keabsahan hukum yang dipaparkan pada ta’bir sebelumnya, maka digunakan sighot soal فإن قلت (bila kamu berkomentar begini) dan akan
dijawab dengan قلت / قلنا (maka aku jawab begini)
menurut sebagian ulama’ فإن قلت
…….. digunakan untuk pertanyaan
yang muda / ringan sedangkan وإن قلت
digunakan untuk pertanyaan yang
suliit atau berat. Untuk sighot
yang lain sebenarnya masih banyak seperti : يمكن أن يجاب ولك أن تجيب
D. SHIGOT TARJIH
Shigot tarjih adalah
bentuk tabir yang digunakan untuk mengunggulkan suatu pendapat yang secara
tidak langsung menunjukkan adanya khilaf dikalangan ulama’ kebanyakan dari
shigot tarjih dikedepankan setelah memaparkan perbedaan pendapat secara terinci
kecuali untuk kitab-kitab Mukhtashor ( ringkasan ) yang biasanya menampilkan
pendapat yang diunggulkan pada sighot tarjih tanpa menyinggung
pendapat –pendapat yang lain.
Bentuk-Bentuk Sighot
Tarjih
1.
لو قيل بالوجوب لم يبعد ( Jika dikatakan wajib tidak
jauh dari kebenaran )
2.
لو قيل قيل بالوجوب ليس ببعيد
( Jika dikatakan wajib tidak jauh dari kebenaran )
3.
لو قيل بالحرمة لكان قريبا ( jika dikatakan haram maka akan dekat
dengan kebenaran )
4.
لو قيل بالكراهة لكان أقرب
( Jika dikatakan makruh niscaya akan lebih dekat dengan kebenaran )
5.
محتمل (
dengan dibaca fathah mimnya ) mempunyai arti “ yang demikian itu hampir dapat
dipastikan kebenarannya”.
Untuk lafadz محتمل
( dibaca kasrah mimnya )bukan
termasuk sighot tarjih,sebab mempunyai
Arti: ذى احتمال (yang mempunyai beberapa alternatif
penta’wilan)untuk Menentukan apakah محتمل mimnya dibaca fathah (termasuk
sighot tarjih) ataukah
Dibaca kasroh,harus melihat
qorinah(indikasi)yang terdapatdalam susunan ta’bir
Jika lafadz
tersebut berada setelah kalimah yang menunjukkan tawjih(kuatnya pendapat
ditinjau dari sudut pandang tertentu)maka harus dibaca fathah mimnya,seperti
ketika berada setelah lafadz كل contoh
كل محتمل
Dan jika berada
setelah lafadz yang menunjukkan tadl’lif(lemahnya pendapat)maka harus dibaca
kasroh mimnya(bukan termasuk sighot tarjih).
6.
العمل عليه “yang harus
diamalkan begini”lafadz ini merupakan sighot tarjih yang banyak dipakai oleh
syaikhoni(An-Nawawi dan Ar Rofi’i)
7.
والاشهر كذاوالعمل خلافه “menurut qoul yang paling masyhur adalah
demikian,namun yang bisa diamalkan adalah lawannya”,sighot ini menjelaskan
adanya ta’arudl ( kontaradiksin ) yang cukup tajam untuk mentarjih
(mengunggulkan ) antara dalil madzhab dan pengalamannya, yang diunggulkan
justru pendapat yang bertentangan dengan dhohirnya dalil madzhab.
8.
الظاهر كذا menunjukkan pada pendapat yang nampak/
lahir melalui pembahasan An-Naqli (pengutip), bukan merupakan pendapat yang
dikutib dari orang lain yang demikian itu menurut pengamatan Al-kurdi,
sementara sebagian ulama’ mengatakan bahwa
الظاهر كذا digunakan untuk isyarat pada qoul yang dimafhum
dari suatu tabir
9.
menunjukkan pada pendapat yang dimafhum dari
pendapatnya ashhab.
10.
والذى يظهر menunjukkan pada pendapat yang dimafhum dari
pendapat ny sudah diproses dan sudah dibahas secara detail oleh para ulama’.
Catatan :
البحث (pembahasan ulama’ ), menurut ibnu hajar mempunyai
pengertian : suatu kesimpulanyang dimafhum dari pendapat ashhab yang masih ‘am
( umum ) dan pendapat tersebut dikutib
dari imam madzhab secara ‘am pula.
Sedangkan
menurut Sayyid Umar mempunyai pengertian suatu pendapat
yang digali langsung dari Nashdan
kaidahnya Imam Madzhab, dengan demikian disimpulkan bahwa kata …. البحث ( pembahasan suatu ulama’ ) tidaklah keluar dari lingkup
madzhab, baik mengikuti pendapatnya ibnu hajar atupun Sayyid Umar.
11.
الأقه …… menunjukkan pendapat yang paling
kuat ditinjau dari segi Al-Qowaid Al-fiqhiyyah (kaidah-kaidah fiqh)
12.
الأوجه …. Mengisyaratkan pada wajah (versih Ashhab
)yang paling shohih dibandingkan wajah-wajah yang lain.
13.
المتجه
…..Di ucapkan untuk wajah yang shohih dan
paling kuat ditinjau dari segi Al-Qowaid Al-fiqhiyyah ( kaidah-kaidah fiqh).
14.
المختار
……. Qoul yang di istimbathkan (digali) dari
dalil-dalil ushuli dengan melalui ijtihad tanpa menuqil langsung dari shohibul
madzhab dan tidak bisa dijadikan pegangan kecuali qoul mukhtar yang menurut
ishtilahnya kitab Ar-Raudloh, di dalam Ar-Raudloh qoul muhtar identik dengan Al-Ashoh, kecuali dalam masalah tidak makruhnya menggunakan air yang panas sebab
terik matahari, maka berarti dloif (lemah).
15.
كما / لكن digunakan : untuk
menunjukkan kuatnya pendapat yang disebutkan setelah lafadz tersebut, hal ini
kalau memang dimutalakkan (tidak disertai tarjih ).
16.
لكن
dan كما …… bila dirangkaikan dalam susunan ta’bir :
berarti menunjukkan kuatnya pendapat yang disebutkan setelah lafadz………
كما kecuali jika ada pengunggulan (tarjih) pada
pendapat yang disebutkan setelah لكن
, dengan adanya tarjih tersebut menunjukkan
bahwa pendapat yang disebutkan setelah لكن
…… adalah qoul yang kuat( mu’tamad).
E.
ISYARAT – ISYARAT REDAKSI FUQOHA’
1.
Huruf – huruf Ghoyah, seperti إن dan لو mengisyaratkan terdapat khilaf Ulama’ atau
untuk menunjukkan luasnya cakupan hukum jika dalam kenyataannya tidak ditemukan
khilaf.
2.
تأمل
…….. digunakan untuk mengakhiri pembahasan
yang sudah dijawab dengan keterangan yang memuaskan ( dengan jawaban yang
sangat akurat / kuat). Atau untuk menunjukkan pada pembahasan yang rumit
sehingga memerlukan tinjauan yang mendetail.
3.
فتأمل
…….. digunakan jawaban yang kurang memuaskan
(sangat lemah dan tidak akurat) atau untuk pembahasan yang cukup rumit.
4.
فليتأمل
…….. digunakan untuk jawaban yang kurang
memuaskan (sangat lemah dan sangat akurat), atau untuk menunjukkan pada
pembahasan yang cukup rumit dan mendetail jika dibandingkan dengan pembahasan
yang diakhiri dengan lafadz …… فتأمل
5.
تدبر
…….. menunjukan masih adanya kejanggalan di dalam pembahasan sehingga perlu dipertanyakan lagi.
6.
فتدبر …….. : untuk menetapkan
dan menyetujui hasil pembahasan yang dianggap sudah sangat tepat.
7.
حاصله
كذا “ kesimpulannya demikian………..’’
ويحصله كذا “
disimpulkan demikian …………….”
وتحريره كذا “
Jelasnya demikian ……………………”
وتنقيحه كذا “
terangnya demikian ………………….”
Lafadz – lafadz tersebut mengisyaratkan pada
keterangan dalam teks yang dikomentari terlalu
berbelit –belit ( kurang sistematis ), sehingga pengutip ( baca : komentator )
ingin membuat kesimpulan yang lebih mudah dengan ifahami.
8.
يجوز
……………… : kalau dihubungkan dengan aqod
mempunyai pengertian يصح ……
(sah), kalau dikaitkan dengan perbuatan mempunyai pengertian يحل ………. (halal).
9.
ينبغى
………………. : mempunyai dua kemungkinan arti, bisa
berarti wajib ataupun sunnah tinggal melihat qorinah (indikasi) yang ada.
10.
ينبغى
لا
………………: juga mempunyai
dua kemungkinan arti, bisa berarti haram atau mungkin atau pun makruh tinggal
melihat qorinah .
11.
اللهم
إلا ان يكون كذا ………………. : menurut Al-Asymuni lafadz tersebut
mengisyaratkan pada langkanya pembahasan berikutnya, sedangkan menurut sayyid
Alwi As Segaf lafadz tersebut diucapkan sebagai selingan untuk mendorong pembaca
agar lebih terbatas (Al Muqoyyad) pengertiannya dibandingkan lafadz – lafadz
sebelumnya yang mempunyai
pengertian ‘am (umum), atau sekedar peringatan saja sebagaimana lafadz نستغفرك
12.
لم
نرى فيه نظر ………..: kita tidak perna melihat pengutipan
pendapat ulama’ dalam menyingkapi masalah ini ).
Sighot ini
mengisyaratkan tidak adanya pengutipan secara khusus, bukan berarti tidak ada
pengutipan sama sekali.
13.
وفى
صحته نظر ……………: ( untuk dianggap sah masih perlu
dipertimbangankan )
فى صحته نظر ……………..: ( untuk dianggap haram masih perlu
dipertimbangankan ) dua sighot
ini menunjukkan bahwa para ulama’ sama sekali belum pernah menjumpai pendapat
tersebut, dalam arti hukum yang disebutkan belum pernah dikutip sama sekali dari para ulama’ oleh karena
itu perlu ditinjau kembali.
14.
انتحله
……………: menganggap pendapatnya sendiri padahal
bukan.
15.
اتفقوا
, وهذا مجروم به لاخلاف فيه : menunjukkan kesepakatan ulama’ dalam lingkup
madzhab bukan antar madzhab.
16.
وفى
النفس منه شيئ ………….: (pada dasarnya pendapat tersebut masih
mempunyai kelemahan), sighot
ini menunjukkan penolakan terhadap suatu pendapat secara halus.
17.
وزعم
فلان ممنوع …………..: ( persangkaan sifulan yang demikian
itu dicegah), sighot ini
merupakan sighot taujih,
dalam arti untuk mengunggulkan salah satu versi pendapat.
18.
لم
اعثر ………. :(Saya belum pernah melihat pendapat ini ),
sighot ini menunjukkan
pada pendapat yang asing ( jarang terdengar di kalangan fuqoha’ ).
19.
الفحوى : menunjukkan pada hukum yang
difaham secara mantap.
20.
وقضية
كلام فلان- وقضية كلامهم - ومقتضى كلامهم (berpijak pada ketetapan ulama’ berarti dapat
dihukumi demmikian), sighot
- sighot ini digunakan
untuk menghukumi suatu masalah tidak secara jelas (tidak konkrit).
21.
ويمكن الفرق – وإن لايفرق – وقد يفرق – والفرق
كذا
merupakan sighot
farqi : yaitu yang digunakan untuk membedakanmotif hukum yang terdapat pada dua masalah.
22.
اقره
فلان :
( sifulan telah menetapkan hukum tersebut ), sighot ini mengisyaratkan pada kemantapan dan ketegasan
terhadap suatu pendapat, dalam arti tidak ada penolakan sedikitpun.
23.
وبالجملة
:
Menurut Al-allamah Alwi bin Abdillah, digunakan untuk menyebutkan masalah yang
bersifat kulliyat (menyeluruh) setelah juziyyat
(bersifat juziy).
24.
وفى
الجملة :
digunakan untuk menyebutkan masalah- masalah bersifat juziyyat setelah
kulliyyat.
25.
كما
ذكره الأذرعى :
Menunjukkan pada pendapat pribadi imam adro’i.
26.
كما نبه عليه أذرعى : menunjukkan pendapat yang sudah dimaklumi dikalangan
ashhab, namun hanya imam Adro’i saja yang mengingatkan/ memunculkan kembali,
bukan ulama’ yang lain.
27.
وسكت عليه فلان : (Sifulan tidak memberikan komentar atas pendapat
tersebut ), sighot ini
digunakan untuk menceritakan pendapat yang disetujui oleh seorang ulama’ karena
tidak adanya tanggapan.
F.
SIGHOTUN NAQLI ( PENGUTIP PENDAPAT)
1.
قال بعضهم ……… Sighot
ini digunakan untuk meriwayatkan pendapat ulama’ yang masih hidup tanpa menjelaskan namanya karena dikawatirkan akan
mencabut kembali pendapat nya.
2.
نصه
كذا . وعبارته كذا بكذا …….. sighot
ini digunakan untuk mengutip pendapat ulama’
sesuai dengan teks aslinya tanpa ada
perubahan sedikitpun,dan jika ada perubahan maka menunjukkan bohonngnya pengutip.
3.
زعم
فلان ………. Sininom dengan kata قال
(berkata) namun kata tersebt biasanya untuk mengungkapkan
pendapat yang masih diragukan.
4.
إن صحّ هذا فكذا …… mengisyaratkan pada pengutipan pendapat yang kelihatannya
pengutip tidak setuju.
5.
مجمع عليه …….. : Mengisyaratkan
pada pendapat yang disepakati oleh para imam madzhab.
6.
قال فلان ……: kata ini digunakan
untuk mengutip pendapatnya ulama’ dengan mengubah teks aslinya tanpa mengubah
pada pengertianya.
7.
إهـ بالحرف …….. : Mengisyaratkan
pada akhiran ta’bir yang dikutip sesuai teks aslinya .
8.
إهـ بالإختصار / إهـ ملخصا ……. : Mengisyaratkan pada
akhiran ta’bir yang dikutip pengertianya saja.
9.
إهـ بالمعنى ……… : Mengisyaratkan pada
akhiran ta’bir yang dikutip dari ulama’ sesuai dengan pemahaman pengutip.
10.
إهـ , بحذف ……… : Mengisyaratkan pada akhiran ta’bir dengan membuang
sebagian teks aslinya.
Catatan : نقله فلان عن فلان……. Sama halnya dengan kata حكاه فلان عن فلان ….. keduanya merupakan
sighot pengutipan yang biasanya digunakan Fuqoha’. Adapun kata : ………….. النقل biasanya menunjukkan
setujunya mengutip atas pendapat tersebut, sedangkan kata الحكايه menunjukkan tidak setujunya ( sefaham )
pengutip terhadap pendapat yang dikutip. ( lihat Tsamarotul Hajniyah ).
11.
هذا
غلط ………… kata tersebut bukan untuk menjatuhkan
ataupun membenci pendapat yang telah disebutkan melainkan untuk menunjukkan terhadap
pendapat lain yang disetujui oleh pengutip.
IV. ISTILAH ISITILAH AN – NAWAWI DALAM AL- MINHAJ
Istilah
ini diciptakan Oleh An-Nawawi dalam kapasitasnya sebagai Mujtahidin fatwa (
Ulama’ yang punya kemampuan untuk mentarjih qoul-qoul As-safi’i dan Aujuhnya
Ashhab ).
Di dalam kitab Al-Minhaj terdapat
banyak Istilah yang memberikan pengertian adanya khilaf yang terjadi antara
qoul –qoulnya Imam Syafi’i dan aujuhnya Ashhab ) ataupun terdiri dari dua unsur
tersebut, istilah ini sebanyak tujuh belas.
1.
الأظهر 5.
فى
قول 9.
الأقوال
2.
المشهور
6.
فر قول قديم
3.
القديم
7.
فر
قول كذا
4.
الجديد
8.
القولان
Istilah-istilah
tersebut digunakan untuk menunjukkan adanya khilaf yang terjadi pada qoul-qoulnya
Imam syafi’i
10. الأصخ 12. قيل 14.
الوجهين
11. الصحيح 13. فى وجه 15. الأوجه
Istilah-istilah
tersebut memberikan pengertian adanya khilaf yang tersusun pada beberapa
wajahnya Ashhab.
16.
النّص
………. Istilah ini untuk menunjukkan adanya khilaf yang tersusun dari
beberapa qoulnya (baca: pendapatnya) Imam syafi’I da beberapa wajahnya Ashhab
secara yakin.
17.
المذهب
……. Istilah ini menunjukkan adanya khilaf yang
masih mengandung beberapa kemungkinan antara qoul-qoul baca: pendapatnya) Imam
syafi’i. beberapa wajahnya Ashhab atau dari keduanya pada sebagian masalah
istilah ini diunakapkan dengan
menggunakan istilah المنصوص فى القول dan …… فى وجه
الأظهر ………. : mempunyai empat
pengertian.
1.
Terdapat
khilaf (masalah khilafiyah )
2.
Kuatnya pendapat dan muqobilnya adalah lemah
(marjuh).
3.
Lawannya (muqobilnya) untuk menghukumi dan di
fatwahkan adalah qoul adhar.
Catatan :
الأظهر Dalam
Al-Minhaj terdapat pada 395 tempat diantaranya terletak dalam bab الوصايا ……. Dan bab الرحمن
…… dengan redaksi …..اظهرها sedangkan اظهرهما …… terletak pada كتاب العتيك dalam pasal اعتق فى مرض موته .
المشهور ……..
mempunyai empat pengertian.
1.
Terdapat khilaf (Masalah Khilafiyah)
2.
Qoul Masyhur adalah qoul yang kuat (rojih).
3.
Lawannya dianggap langkah dalam arti lemah
(dloif) dan boleh digunakan.
4.
Khilaf terdapat pada beberapa qoulnya Imam
Syafi'i bukan pada pendapatnya Ashhab.
Catatan :
المشهور dalam Al-Minhaj terdapat 23 tempat, diantaranya terdapat dalam bab
syahadah dalam pasal لايحكم إلخ dengan menggunakan redaksi ………… اشهر
الأصخ ……………..: mempunyai empat pengertian.
1.
Terdapat khilaf ( masalah khilafiyah )
2.
As-Shohih adalah qoul yang kuat ( rojih ).
3.
Lawannya dianggap fasid (sangat lemah dan tidak
dapat digunakan ).
4.
Khilaf tersebut terjadi dikalangan ashhab.
Catatan :
الصخيخ dalam Al-Minhaj terdapat pada 176 tempat
الجديد …………. : mempunyai empat pengertian.
1.
Terdapat khilaf
2.
Qoul jadid adalah qoul yang dianggap rojih.
3.
Khilaf tersebut terjadi pada pendapatnya Imam
Syafi'i
4.
Muqobilnya qoul jadid adalah qoul qodim.
Catatan :
الجديد dalam Al-Manhaj terdapat pada + 75 tempat
القديم ………
: mempunyai empat pengertian.
1.
Terdapat khilaf.
2.
Qoul qodim dianggap lemah.
3.
Khilaf tersebut terjadi pada pendapatnya Imam
Syafi'i
4.
Muqobilnya qoul qodim adalah qoul jadid ( yang
harus diperguanakan adalah qoul jadid )
Catatan :
القديم dalam Al-Minhaj terdapat
pada 28 tempat.
المذهب …………………… : mempunyai
empat pengertian.
1.
Terdapat khilaf
2.
Al-Madzhab adalah pendapat yang kuat.
3.
Mengisyaratkan khilaf yang terjadi pada kalangan
Ashhab daslam menyingkapi pada pernyataan dua qoul atau dua wajah yang terdapat
pada suatu masalah. Ada sebagia ulama’ yang menegaskan bahwa kedua pendapat
tersebut sebagai aqwalnya (beberapa pendapatnya ) Imam Syafi'i atau beberapa
wajahnya Ashhab ada sebagian yang menegaskan salah satu dari beberapa versi
pendapat tersebut. Kemudian pendapat yang rojih oleh An-Nawawi diungkapkan
dengan istilah Al-Madzhab, boleh jadi pendapat yang diungkapkan dengan istilah
Al-Madzhab, merupakan bentuk penegasan dari An-Nawawi sendiri atau kebetulan
sama dengan penegasan sebagian Ashhab atau bertolak belakang dengan sebagian
Ashhab.
4.
Muqobilnya Al-Madzhab adalah Marjuh (lemah) dan
tidak bisa digunakan.
Catatan :
المذهب ……..Dalam Al-Minhaj trdapat
pada 187 tempat.
قيل : Mempunyai
empat pengertian
1.
Terdapat khilaf.
2.
Khilaf dsari kalangan Ashhab bukan dari qoul –
qoulnya Imam Syafi'i
3.
Menunjukkan dloifnya pendapat.
4.
Muqobilnya adalah Ashoh atau Shohih (bukan Adhar
atau masyhur ).
Catatan :
قيل …………. Dalam Minhaj terdapat pada 439 tempat.
فى قول كذا ……….
: Mempunyai empat pengertian.
1.
Terdapat khilaf.
2.
Khilaf dari pendapatnya beberapa Imam Syafi'i (
bukan dikalangan Ashhab )
3.
Menunjukan lemahnya pendapat ( Dloif ) .
4.
Lawanya ( muqobilnya ) berupa qoul masyhur atau
adzhar ( bisa digunakan )
Catatan :
المذهب Dalam Al-Minhaj terdapat
pada 202 tempat, bila dikumpulkan dengan قيل maka berjumlah 641, seluruhnya lemah ( dloif
) kecuali 15 masalah yang telah di tarjih ( diunggulkan ) oleh mutakhorrijin,
12 menggunakan redaksi قيل
1. Dalam
fasal شرط زكاة التجارة
الحول dan ……… كتاب العارية
2. Dalam
fasal لكل منهما رد
العارية dengan redaksi قيل ان يتملكه بقيمته
3. Dalam
كتاب الطلاق dengan redaksi وقيل
يكفى بأوله
4. Dalam كتاب
الطلاق diawal faal keempat dengan redaksi وقيل
المنوى
5. Dalam
bab كيفية القصاص diawal fasal yang kedua dengan redaksi وقيل لايدخل
6. Dalam
كتاب الدعوى والقسامة pada fasal إنما يثبت موجب القصاص بإقرار dengan redaksi وقيل يكفى فأوضخ رأسه
7. Dalam
……. كتاب الردة dengan redaksi قيل يجب التفصيل
8. Di
akkhir ….. كتاب السير sebelum كتاب الجزية dengan redaksi وقيل قيمتها
9. Dalam
كتاب الصيد والذبائح dengan redaksi قيل يحرم العضو
10. Dalam
كتاب المسابقة والمناضلة sebelum
كتاب الأيمان dengan redaksi وقيل بالسوية
11. Dalam
كتاب الدعوى والبينات diakhir fasal yang kedua dengan redaksi وقيل ان ادعى مباشرسببه كلف
12. Dalam
كتاب العتق pada fasal اذ
املك اهل التبرع أصله dengan redaksi وقبل من رأس المال sedang kan yang tiga dengan redaksi فى قول
1. Dalam
كتاب الخلع sebelum pasal pertama
dengan redaksi وفى قول يقع لمهر قتل
2. Dalam
باب كيفية القصاص pada fasal kedua dengan
redaksi وفى قول السيف
3. Dalam
باب كيفية القصاص pada fasal kedua dengan
redaksi وفى قول كفله القولين
mempunyai tiga pengertian.
1. Terdapat
khilaf.
2. Khilaf
dari beberapa pendapat asy- Syafi’i
3. Pendapat
tersebut dianggap kuat (rojih) bila disertai penjelasan
Catatan :
قولين dalam Al-Minhaj terdapat
pada 21 tempat.
أقوال Mempunyai tiga
pengerrtian
1.
Terdapat khilaf
2.
Khilaf terjadi dari beberapa pendapat Imam
Syafi'i dan lebih dari dua pendapat.
3.
Menunjukkan terdapat kuatnya salah satu pendapat
yang ditarjih (diunggulkan) oleh Ashhab atau oleh nashnya As-Syafi’I
Catatan : أقوال
dalam Al-Minhaj terdapat pada 16 tempat.
1.
Dalam bab ……… من تلزم
الزكاة
2.
Dan 3 dalam fasal ….شرط المرهون به
3.
Dalam bab …… إختلاف المتبايعين
4.
Dalam …… كتاب الوصايا
pada fasal …… إذ اظننا
5.
Dalam ……كتاب الإجارة pada fasal …… يصخ عقد الإجارة
6.
Dalam …… كتاب الجراح
7.
Dalam…… كتاب الكفارة
8.
Dalam …… كتاب العدد
9.
, 10 Dalam …… كتاب النفقات pada fasal اعسر بنفقتها
11, 12, 13. Dalam ….. كتاب الردة
14.
Dalam ….. كتاب العتق
15.
Pada fasal ….. الكتابة الفاسدة
النص mempunyai empat pengertian
1.
Terdapat Khilaf
2.
Antara-Nash adalah pendapat yang kuat
3.
Lawannya (Muqobilnya) adalah lemah (dloif) atau قول مخرج dan tidak bisa diamalkan.
Catatan :
قول مخرج / التخريج : dua permasalahan yang
dijawab oleh Imam Syafi'i dengan jawaban yang berbeda namun serupa, dan pada
akhirnya Ashhab tidak menemukan perbedaan yang menyolok pada dua jawaban
tersebut sehingga Ashhab memindah salah satu jawaban tersebut pada salah satu
dari dua masalah tersebut, maka jadilah masing-masing dari dua masalah tersebut
mempunyai dua jawaban, satu berupa jawaban asali dari Imam Syafi'i dalam
menjawab tersebut yang diungkapkan dengan النص yang kedua jawaban imam syafi’i yang dipindah
oleh Ashhab dan diungkapkan dengan قول
مخرّج . قول
مخرج tidak boleh dinisbatkan pada Imam Syafi'i kecuali dengan qoyyid مخرج dan tidak bisa diamalkan
karena terkadang dengan qoul tersebut dicabut kembali.
( Lihat Syarwani I/ 153 Fiqh Al
Islami I/63)
Catatan :
النص : Dalam Al-Minhaj terdapat pada 16 tempat.
1.
Dalam كتاب
الطهارة
2.
Dalam bab اسباب الحدث
3.
Dalam bab صفة الصلاة
4.
,5 , 6
dalam bab سجود
السهو
7.
Dalam bab
الكسوفين
8.
Dalam bab
صلاة الجماعة
9.
Dalam bab
كتاب الجنائز
10.
Dalam bab
كتاب الجنائز
11.
Dalam bab
يشترط المقربة الخ setelah كتاب الإقرار
12.
Dalam fasal يجب السكنى
13.
Dalam Fasal كتاب الزنا
14.
Dalam Fasal كتاب السرقة
15.
Dalam Fasal حلف لا ناكل
16.
Dalam fasal
kedua setelah كتاب التدبير
المنصوص
mempunyai empat pengertian
1.
Terdapat khilaf
2.
Merupakan pendapat yang (rojih)
3.
Manshush alaih ( yang dijelaskan) ada yang
berupa pendapat Ashhab-Syafi’I atau pendapat Ashhab
4.
Lawannya adalah pendapat lemah dan tidak bisa
diamalkan.
Catatan :
المنصوص dalam Al-Minhaj terdapat
pada 13 tempat
1. Dalam
باب التيمم
2.
Dan 3, dalam باب الصفة الصلاة
4. Dan 5 dalam باب
الصلاة الجماعة
6. Dalam كتاب الجنائز
7. Pada fasal
ketiga dari كتاب الجنائز
8. Dalam باب الزكاة الفطرة
9. Dalam كتاب الوقف
10. Dalam باب قسم الصدقاب
11. Dalam كتاب
النكاح
12. Dalam كتاب
الأصحية
13. pada fasal من عتق عليه
Mempunyai empat
pengertian
1.
Terdapat khilaf dikalangan Ashhab
2.
Khilaf tersebut terdapat tiga pendapat atau lebih
3.
Lemahnya poendapat, terkadang pendapat tersebut
disifati dengan syadz atau wahin ( sangat lemah ) sehingga memberi pengertian
sangat lemahnya pendapat.
4.
Lawannya ( muqobilnya ) adalah Ashoh atau shohih
dan yang diamalkan.
Catatan :
فى وجه كذا Dalam
Al- Minhaj terdapat pada 27 tempat diantara terdapat pada fasal ketiga setelah
baba Iqror yaitu : pendapat yang disifati dengan syadz dan dalam yang disifati
dengan wahin.
وجهان Mempunyai
tiga pengertian
1.
Terdapat khilaf antara dua pendapat saja
2.
Khilaf terjadi dikalangan Ashhab bukan pada
beberapa pendapatnya asy-syafi’i
3.
Lawannya ( Muqobilnya ) dloif dari pendapat
tersebut berupa pendapat ashoh atau shohih.
Catatan :
Dalam Al – Minhaj terdapat pada 7 tempat
1.
Dalam كتاب
الصلاة الجماعة dengan redaksi طريقين
2.
Dalam باب الوكلة
3.
Dalam باب
الصلح
4.
Pada fasal الطريق النافذ
5.
Pada fasal ketiga setelah كتاب الطلاق
6.
Dalam كتاب
النفقات pada fasal يلزمه
7.
Dalam باب
الصفة الصلاة
Seluruhnya marjuh (berarti dloif)
kecuali di 2 tempat
1. Pada كتاب
الصلاة dengan redaksi
فإن حال ما يمنع المرور لا الرؤية فوجهان
والأصخ منهما عدم صحة القدوة
2. Dalam كتاب
النفقات dengan redaksi
والوارثات يستويان آويوزع بحسبه وجهان
والمعتمد منهما التوزيع
Mempunyai
empat pengertian
1.
Terdapat khilaf
2.
Khilaf tersebut lebih dari dua pendapat
3.
Khilaf terjadi dikalangan Ashhab
4.
Lawannya Ashoh atau shohih.
Catatan :
او جه ……dalam Al-Minhaj
terdapat pada tiga tempat
1.
Dalam كتاب قسم الصدقات
2.
Pada fasal
عاشرها الزوج
3.
Dalam كتاب
الجراح dan fasal قتل مسلما
فى قول او وجه mempunyai empat
pengertian
1.
Terdapat khilaf
2.
Menunjukkan keraguan apakah dari beberapa
pendapatnya Asy-Syafi’i atau dari beberapa pendapatnya Ashhab.
3.
Lemahnya pendapat tersebut ( dloif )
4.
Lawannya (muqobilnya ) berupa اظهر atau مشهور sedangkan lawannya (muqobilnya) وجه berupa pendapat …..
اصخ ….. atau ….صخيخ ……
Catatan :
فى قول اوجه dalam Al-Minhaj terdapat
pada 3 tempat.
1. Dalam
كتاب الخلع pada fasal قال انت طالق الخ ....
2. Dalam
كتاب العدد pada fasal عاشرها الزوج.....
3. Dalam كتاب
الرّضاع
Mempunyai dua
pengertian
1.
Terdapat khilaf setelah kata بكذا – وكذا
2.
Apabila setelah kata وكذا – وكذا terdapat redaksi اصخ
maka lawannya (muqobilnya) adalah صحيخ , atau terdapat redaksi صحيخ maka lawannya
(Muqobilnya) adalah اظهر dloif (lemah) atau
redaksi مشهور , maka lawannya (muqobilnya) adalah خفى