Jumat, 22 Juni 2012

istilH Dn rumus Fuqoha'


BENTUK – BENTUK SHIGOT FUQOHA’
A.      SHIGOT TABARRI

Shigot Tabarri adalah (bentuk tabir ) yang lazimnya difungsikan untuk menunjukkkan lepas tangannya pengutip/ penukil dari pendapat yang dikutib. Dengan demikian pengutip tidak ikut campur ataui tidak setuju terhadap ketetapan hukum yang disebutkan pada sighot tabarri dan pada umumnya pengutip langsung menegaskan mengenai dloifnya pendapat tersebut. Hal ini secara tidak langsung menganggap mu’tamad terhadap muqobilnya namun juga ada sighot tabarri yang tidak disertai penjelasan  mengenai dloifnya pendapat yang dikutib ( dimutlakkan ) dengan demikian pendapat tersebut belum jelas status kuat dan lemahnya. Oleh karena itu para ulam’ berbeda pendapat untuk menafsirkan muqobilnya.
Al-Aulaji menyatakan bahwa muqobilnya sighot tabarri adalah mengungkapkan’tamad karena pada umumnya sighot tabarri digunakan untuk mengutip pendapat yang dloif. Dilain pihak Al-Kurdi memiliki tawaquf ( tidak berkomentar ) dalam arti pendapat yang dikutip perlu diteliti lebih cermat lagi dengan merujuk kembali pada kitab-kitab yang lain
Bentuk-Bentuk Sighot Tabarri        

كذا قاله فلان                         وقع لفلان كذا
كذا فى التخفة                        على ما اقتضى كلامهم
هذا كلام فلان                        على ما قاله فلان
وكذا قالوه
على ماشمله كلامهم

Catatan : Tidak selamanya sighot tabarri menunjukkan terhadap lemahnya pendapat, terkadang  sighot tabarri juga digunakan untuk menampilkan pendapat yang kuat. Namun hal ini jarang terjadi.

B.      SHIGOT TAMRIDL DAN I’TIROD  
       Sighot Tamridl adalah bentuk ta’bir yang digunakan untuk mengungkapkan pendapat yang lemah . sangat lemah ataupunn menunjukan pendapat yang kuat/ sangat kuat namun masih punya celah-celah kelemahan dari sudut pandang tertentu.

Bentuk-bentuk Sighot Tamridl   
ولقائل كذا, وإن قيل, وقد يقال , لايبعد  : diucapkan untuk qoul yang lemah .
فيه بجث  : di ucapkan untuk qoul yang kuat yang masih perlu ditinjau kembali, baik jawaban yang dikemukakan memuaskan (Tahqiq) atau tidak .
ويمكن كذا  : Sama dengan لايبعد
وقد يقال كذا   diucapkan untuk qoul yang sangat lemah .
فيه نظر  :  diucapkan untuk menetapkan qoul yang tidak bisa dipakai (fasid)
(Fawaidul Makkiyah hal. 52).

Catatan :
Hampir semua  sighot Tamridl diatas juga bisa difungsikan untuk sighot I’tirodl (menentang ) kecuali  لايبعد   dan  ويمكن  khusus untuk Tamridl saja.


 SIGHOTUL JAWAB
Sighotul Jawab adalah bentuk tabir yang dikemas dalam bentuk tanya jawab dengan tujuan supaya lebih muda dicerna oleh pembaca dan sekaligus dapat diketahui latar belakang dari permasalahan yang ada.
Sighot tersebut dimunculkan untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang dianggap iskal ( masih janggal ) oleh pengutip ataupun komentator ( Muhsyi /syarih ).

Bentuk-Bentuk Sighotul Jawab  

1.       Jika pertanyaan dianggap cukup kuat untuk mempertanyakan keabsahan hukum yang dimuat pada ta’bir sebelumnya, maka akan digunakan sighot soal  ولقائل كذا    ( untuk orang yang berkomentar demikian …..) adapun jawabannya  اقول / نقول كذا   ( maka saya jawab/ kamu jawab demikian )
2.       Jika pertanyaannya yang diajukan tidak begitu kuat (lemah) untuk menanyakan keabsahan hukum yang dipaparkan pada ta’bir sebelumnya, maka digunakan sighot soal  فإن قلت   (bila kamu berkomentar begini) dan akan dijawab dengan قلت / قلنا   (maka aku jawab begini) menurut sebagian ulama’    فإن قلت ……..  digunakan untuk pertanyaan yang muda / ringan sedangkan    وإن قلت   digunakan untuk pertanyaan yang suliit atau berat. Untuk sighot yang lain sebenarnya masih banyak seperti : يمكن أن يجاب ولك أن تجيب   

D.      SHIGOT TARJIH

Shigot tarjih adalah bentuk tabir yang digunakan untuk mengunggulkan suatu pendapat yang secara tidak langsung menunjukkan adanya khilaf dikalangan ulama’ kebanyakan dari shigot tarjih dikedepankan setelah memaparkan perbedaan pendapat secara terinci kecuali untuk kitab-kitab Mukhtashor ( ringkasan ) yang biasanya menampilkan pendapat yang diunggulkan  pada sighot tarjih tanpa menyinggung pendapat –pendapat yang lain.

Bentuk-Bentuk  Sighot Tarjih
1.       لو قيل بالوجوب لم يبعد   ( Jika dikatakan wajib tidak jauh dari kebenaran )  
2.              لو قيل قيل بالوجوب ليس ببعيد ( Jika dikatakan wajib tidak jauh dari kebenaran )  
3.       لو قيل بالحرمة لكان قريبا  ( jika dikatakan haram maka akan dekat dengan kebenaran )
4.              لو قيل بالكراهة لكان أقرب ( Jika dikatakan makruh niscaya akan lebih dekat dengan kebenaran )
5.       محتمل  ( dengan dibaca fathah mimnya ) mempunyai arti “ yang demikian itu hampir dapat dipastikan kebenarannya”.
Untuk lafadz محتمل  ( dibaca kasrah mimnya )bukan termasuk sighot tarjih,sebab mempunyai
Arti:  ذى احتمال    (yang mempunyai beberapa alternatif penta’wilan)untuk Menentukan apakah  محتمل    mimnya dibaca fathah (termasuk sighot tarjih) ataukah
Dibaca kasroh,harus melihat qorinah(indikasi)yang terdapatdalam susunan ta’bir
Jika lafadz tersebut berada setelah kalimah yang menunjukkan tawjih(kuatnya pendapat ditinjau dari sudut pandang tertentu)maka harus dibaca fathah mimnya,seperti ketika berada setelah lafadz              كل      contoh   كل محتمل
Dan jika berada setelah lafadz yang menunjukkan tadl’lif(lemahnya pendapat)maka harus dibaca kasroh mimnya(bukan termasuk sighot tarjih).                                                                                        
6.        العمل عليه  “yang harus diamalkan begini”lafadz ini merupakan sighot tarjih yang banyak dipakai oleh syaikhoni(An-Nawawi dan Ar Rofi’i)
7.       والاشهر كذاوالعمل خلافه    “menurut qoul yang paling masyhur adalah demikian,namun yang bisa diamalkan adalah lawannya”,sighot ini menjelaskan adanya ta’arudl ( kontaradiksin ) yang cukup tajam untuk mentarjih (mengunggulkan ) antara dalil madzhab dan pengalamannya, yang diunggulkan justru pendapat yang bertentangan dengan dhohirnya dalil madzhab.
8.       الظاهر كذا  menunjukkan pada pendapat yang nampak/ lahir melalui pembahasan An-Naqli      (pengutip), bukan merupakan pendapat yang dikutib dari orang lain yang demikian itu menurut pengamatan Al-kurdi, sementara sebagian ulama’ mengatakan bahwa  الظاهر كذا digunakan untuk isyarat pada qoul yang dimafhum dari suatu tabir
9.       menunjukkan pada pendapat yang dimafhum dari pendapatnya ashhab. 
10.   والذى يظهر   menunjukkan pada pendapat yang dimafhum dari pendapat ny sudah diproses dan sudah dibahas secara detail oleh para ulama’.

Catatan :
البحث   (pembahasan  ulama’ ), menurut ibnu hajar mempunyai pengertian : suatu kesimpulanyang dimafhum dari pendapat ashhab yang masih ‘am ( umum ) dan pendapat tersebut dikutib  dari imam madzhab secara ‘am pula.

Sedangkan menurut Sayyid Umar  mempunyai pengertian suatu pendapat yang  digali langsung dari Nashdan kaidahnya Imam  Madzhab, dengan demikian disimpulkan bahwa kata ….   البحث ( pembahasan suatu ulama’ ) tidaklah keluar dari lingkup madzhab, baik mengikuti pendapatnya ibnu hajar atupun Sayyid Umar.
11.   الأقه  …… menunjukkan pendapat yang paling kuat ditinjau dari segi Al-Qowaid Al-fiqhiyyah (kaidah-kaidah fiqh)
12.   الأوجه  …. Mengisyaratkan pada wajah (versih Ashhab )yang paling shohih dibandingkan wajah-wajah yang lain.
13.   المتجه  …..Di ucapkan untuk wajah yang shohih dan paling kuat ditinjau dari segi Al-Qowaid Al-fiqhiyyah ( kaidah-kaidah fiqh).
14.   المختار  ……. Qoul yang di istimbathkan (digali) dari dalil-dalil ushuli dengan melalui ijtihad tanpa menuqil langsung dari shohibul madzhab dan tidak bisa dijadikan pegangan kecuali qoul mukhtar yang menurut ishtilahnya kitab Ar-Raudloh,  di dalam Ar-Raudloh qoul muhtar identik dengan Al-Ashoh, kecuali dalam masalah tidak makruhnya menggunakan air yang panas sebab terik matahari, maka berarti dloif (lemah).
15.    كما / لكن   digunakan : untuk menunjukkan kuatnya pendapat yang disebutkan setelah lafadz tersebut, hal ini kalau memang dimutalakkan (tidak disertai tarjih ).
16.   لكن   dan كما  …… bila dirangkaikan dalam susunan ta’bir : berarti menunjukkan kuatnya pendapat yang disebutkan setelah lafadz……… كما  kecuali jika ada pengunggulan (tarjih) pada pendapat yang disebutkan setelah لكن   , dengan adanya tarjih tersebut menunjukkan bahwa pendapat yang disebutkan setelah   لكن  …… adalah qoul yang kuat( mu’tamad).

E.       ISYARAT – ISYARAT REDAKSI FUQOHA’      
1.       Huruf – huruf Ghoyah, seperti إن   dan لو   mengisyaratkan terdapat khilaf Ulama’ atau untuk menunjukkan luasnya cakupan hukum jika dalam kenyataannya tidak ditemukan khilaf.
2.       تأمل  …….. digunakan untuk mengakhiri pembahasan yang sudah dijawab dengan keterangan yang memuaskan ( dengan jawaban yang sangat akurat / kuat). Atau untuk menunjukkan pada pembahasan yang rumit sehingga memerlukan tinjauan yang mendetail.
3.       فتأمل  …….. digunakan jawaban yang kurang memuaskan (sangat lemah dan tidak akurat) atau untuk pembahasan yang cukup rumit.
4.       فليتأمل  …….. digunakan untuk jawaban yang kurang memuaskan (sangat lemah dan sangat akurat), atau untuk menunjukkan pada pembahasan yang cukup rumit dan mendetail jika dibandingkan dengan pembahasan yang diakhiri dengan lafadz ……  فتأمل  
5.       تدبر  …….. menunjukan masih adanya kejanggalan di dalam pembahasan sehingga perlu dipertanyakan lagi.
6.        فتدبر  …….. : untuk menetapkan dan menyetujui hasil pembahasan yang dianggap sudah sangat tepat.
7.       حاصله كذا    “ kesimpulannya  demikian………..’’
ويحصله كذا   “ disimpulkan demikian …………….”
وتحريره كذا  “ Jelasnya demikian ……………………”
وتنقيحه كذا   “ terangnya demikian ………………….”
Lafadz – lafadz tersebut mengisyaratkan pada keterangan dalam teks yang dikomentari terlalu berbelit –belit ( kurang sistematis ), sehingga pengutip ( baca : komentator ) ingin membuat kesimpulan yang lebih mudah dengan ifahami.
8.       يجوز  ……………… : kalau dihubungkan dengan aqod mempunyai pengertian يصح  …… (sah), kalau dikaitkan dengan perbuatan mempunyai pengertian يحل  ………. (halal).
9.       ينبغى  ………………. : mempunyai dua kemungkinan arti, bisa berarti wajib ataupun sunnah tinggal melihat qorinah (indikasi) yang ada.
10.   ينبغى  لا ………………: juga mempunyai dua kemungkinan arti, bisa berarti haram atau mungkin atau pun makruh tinggal melihat qorinah .
11.   اللهم إلا ان يكون كذا  ………………. : menurut Al-Asymuni lafadz tersebut mengisyaratkan pada langkanya pembahasan berikutnya, sedangkan menurut sayyid Alwi As Segaf lafadz tersebut diucapkan sebagai selingan untuk mendorong pembaca agar lebih terbatas (Al Muqoyyad) pengertiannya dibandingkan lafadz – lafadz sebelumnya yang mempunyai pengertian ‘am (umum), atau sekedar peringatan saja sebagaimana lafadz نستغفرك
12.   لم نرى فيه نظر  ………..: kita tidak perna melihat pengutipan pendapat ulama’ dalam menyingkapi masalah ini ). Sighot ini mengisyaratkan tidak adanya pengutipan secara khusus, bukan berarti tidak ada pengutipan sama sekali.
13.   وفى صحته نظر   ……………: ( untuk dianggap sah masih perlu dipertimbangankan )
 فى صحته نظر   ……………..:  ( untuk dianggap haram masih perlu dipertimbangankan ) dua sighot ini menunjukkan bahwa para ulama’ sama sekali belum pernah menjumpai pendapat tersebut, dalam arti hukum yang disebutkan belum pernah  dikutip sama sekali dari para ulama’ oleh karena itu perlu ditinjau kembali.
14.   انتحله  ……………: menganggap pendapatnya sendiri padahal bukan.
15.   اتفقوا , وهذا مجروم به لاخلاف فيه  : menunjukkan kesepakatan ulama’ dalam lingkup madzhab bukan antar madzhab.
16.   وفى النفس منه شيئ  ………….: (pada dasarnya pendapat tersebut masih mempunyai kelemahan), sighot ini menunjukkan penolakan terhadap suatu pendapat secara halus.
17.   وزعم فلان ممنوع   …………..: ( persangkaan sifulan yang demikian itu dicegah), sighot ini merupakan sighot taujih, dalam arti untuk mengunggulkan salah satu versi pendapat.
18.   لم اعثر  ………. :(Saya belum pernah melihat pendapat ini ), sighot ini menunjukkan pada pendapat yang asing ( jarang terdengar di kalangan fuqoha’ ).
19.   الفحوى                : menunjukkan pada hukum yang difaham secara mantap.
20.   وقضية كلام فلان-  وقضية كلامهم - ومقتضى كلامهم  (berpijak pada ketetapan ulama’ berarti dapat dihukumi demmikian), sighot - sighot ini digunakan untuk menghukumi suatu masalah tidak secara jelas (tidak konkrit).
21.    ويمكن الفرق – وإن لايفرق – وقد يفرق – والفرق كذا   
merupakan sighot farqi : yaitu yang digunakan untuk membedakanmotif  hukum yang terdapat pada dua masalah. 
22.   اقره فلان             : ( sifulan telah menetapkan hukum tersebut ), sighot ini mengisyaratkan pada kemantapan dan ketegasan terhadap suatu pendapat, dalam arti tidak ada penolakan sedikitpun.
23.   وبالجملة              : Menurut Al-allamah Alwi bin Abdillah, digunakan untuk menyebutkan masalah yang bersifat kulliyat (menyeluruh) setelah  juziyyat (bersifat juziy).
24.   وفى الجملة                         : digunakan untuk menyebutkan masalah- masalah bersifat juziyyat setelah kulliyyat.
25.   كما ذكره الأذرعى               : Menunjukkan pada pendapat pribadi imam adro’i.
26.    كما نبه عليه أذرعى          : menunjukkan pendapat yang sudah dimaklumi dikalangan ashhab, namun hanya imam Adro’i saja yang mengingatkan/ memunculkan kembali, bukan ulama’ yang lain.
27.    وسكت عليه فلان               : (Sifulan tidak memberikan komentar atas pendapat tersebut ), sighot ini digunakan untuk menceritakan pendapat yang disetujui oleh seorang ulama’ karena tidak adanya tanggapan.

F.       SIGHOTUN NAQLI ( PENGUTIP PENDAPAT)         

1.          قال بعضهم ……… Sighot ini digunakan untuk meriwayatkan pendapat ulama’ yang  masih hidup tanpa   menjelaskan namanya karena dikawatirkan akan mencabut kembali pendapat nya.
2.         نصه كذا . وعبارته كذا بكذا  …….. sighot ini digunakan untuk mengutip pendapat ulama’  sesuai dengan  teks aslinya tanpa ada perubahan sedikitpun,dan jika ada perubahan maka menunjukkan bohonngnya  pengutip.
3.         زعم فلان  ………. Sininom dengan kata   قال (berkata) namun kata tersebt biasanya untuk mengungkapkan pendapat yang  masih diragukan.
4.         إن صحّ هذا فكذا …… mengisyaratkan pada pengutipan pendapat yang kelihatannya pengutip tidak setuju.
5.         مجمع عليه  …….. : Mengisyaratkan pada pendapat yang disepakati oleh para imam madzhab.
6.         قال فلان  ……: kata ini digunakan untuk mengutip pendapatnya ulama’ dengan mengubah teks aslinya tanpa mengubah pada pengertianya.
7.         إهـ بالحرف  …….. : Mengisyaratkan pada akhiran ta’bir yang dikutip sesuai teks aslinya .
8.         إهـ بالإختصار / إهـ ملخصا  ……. : Mengisyaratkan pada akhiran ta’bir yang dikutip pengertianya saja.
9.         إهـ بالمعنى  ……… : Mengisyaratkan pada akhiran ta’bir yang dikutip dari ulama’ sesuai dengan pemahaman pengutip.
10.     إهـ , بحذف ……… : Mengisyaratkan pada akhiran ta’bir dengan membuang sebagian teks aslinya.

Catatan :    نقله فلان عن فلان……. Sama halnya dengan kata  حكاه فلان عن فلان  ….. keduanya merupakan sighot pengutipan yang biasanya digunakan Fuqoha’. Adapun kata : ………….. النقل  biasanya menunjukkan setujunya mengutip atas pendapat tersebut, sedangkan kata الحكايه    menunjukkan tidak setujunya ( sefaham ) pengutip terhadap pendapat yang dikutip. ( lihat Tsamarotul Hajniyah ).
11.     هذا غلط  ………… kata tersebut bukan untuk menjatuhkan ataupun membenci pendapat yang telah disebutkan melainkan untuk menunjukkan terhadap pendapat lain yang disetujui oleh pengutip.

IV. ISTILAH ISITILAH  AN – NAWAWI DALAM  AL- MINHAJ
        
                       Istilah ini diciptakan Oleh An-Nawawi dalam kapasitasnya sebagai Mujtahidin fatwa ( Ulama’ yang punya kemampuan untuk mentarjih qoul-qoul As-safi’i dan Aujuhnya Ashhab ).
                       Di dalam kitab Al-Minhaj terdapat banyak Istilah yang memberikan pengertian adanya khilaf yang terjadi antara qoul –qoulnya Imam Syafi’i dan aujuhnya Ashhab ) ataupun terdiri dari dua unsur tersebut, istilah ini sebanyak tujuh belas.
1.       الأظهر                                   5.       فى قول                         9. الأقوال   
2.       المشهور                                 6. فر قول قديم                       
3.       القديم                                      7.  فر قول كذا  
4.       الجديد                                     8. القولان   

Istilah-istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan adanya khilaf yang terjadi pada qoul-qoulnya Imam syafi’i
10. الأصخ                             12. قيل                   14. الوجهين  
11. الصحيح                          13. فى وجه            15. الأوجه             
Istilah-istilah tersebut  memberikan pengertian  adanya khilaf yang tersusun pada beberapa wajahnya Ashhab.
16.   النّص  ………. Istilah ini untuk menunjukkan adanya khilaf yang tersusun dari beberapa qoulnya (baca: pendapatnya) Imam syafi’I da beberapa wajahnya Ashhab secara yakin.
17.   المذهب  ……. Istilah ini menunjukkan adanya khilaf yang masih mengandung beberapa kemungkinan antara qoul-qoul baca: pendapatnya) Imam syafi’i. beberapa wajahnya Ashhab atau dari keduanya pada sebagian masalah istilah ini diunakapkan  dengan menggunakan istilah  المنصوص فى القول  dan …… فى وجه   
الأظهر   ………. : mempunyai empat pengertian.
1.        Terdapat khilaf (masalah khilafiyah )
2.       Kuatnya pendapat dan muqobilnya adalah lemah (marjuh).
3.       Lawannya (muqobilnya) untuk menghukumi dan di fatwahkan adalah qoul adhar.

Catatan :   
الأظهر   Dalam Al-Minhaj terdapat pada 395 tempat diantaranya terletak dalam bab  الوصايا  ……. Dan bab  الرحمن  …… dengan redaksi …..اظهرها   sedangkan   اظهرهما …… terletak pada  كتاب العتيك  dalam pasal اعتق فى مرض موته  .
المشهور  ……..  mempunyai empat pengertian.    
1.       Terdapat khilaf (Masalah Khilafiyah)
2.       Qoul Masyhur adalah qoul yang kuat (rojih).
3.       Lawannya dianggap langkah dalam arti lemah (dloif) dan boleh digunakan.
4.       Khilaf terdapat pada beberapa qoulnya Imam Syafi'i bukan pada pendapatnya Ashhab.

Catatan :
المشهور   dalam Al-Minhaj terdapat  23 tempat, diantaranya terdapat dalam bab syahadah dalam pasal لايحكم إلخ  dengan menggunakan redaksi ………… اشهر  

الأصخ  ……………..: mempunyai empat pengertian.
1.       Terdapat khilaf ( masalah khilafiyah )
2.       As-Shohih adalah qoul yang kuat ( rojih ).
3.       Lawannya dianggap fasid (sangat lemah dan tidak dapat digunakan ).
4.       Khilaf tersebut terjadi dikalangan ashhab.
Catatan :
الصخيخ   dalam Al-Minhaj terdapat pada 176 tempat
الجديد  …………. : mempunyai empat pengertian. 
1.       Terdapat khilaf
2.       Qoul jadid adalah qoul yang dianggap rojih.
3.       Khilaf tersebut terjadi pada pendapatnya Imam Syafi'i
4.       Muqobilnya qoul jadid adalah qoul qodim.
Catatan :
الجديد  dalam Al-Manhaj terdapat pada +  75 tempat
  
القديم   ……… : mempunyai empat pengertian.  
1.       Terdapat khilaf.
2.       Qoul qodim dianggap lemah.
3.       Khilaf tersebut terjadi pada pendapatnya Imam Syafi'i
4.       Muqobilnya qoul qodim adalah qoul jadid ( yang harus diperguanakan adalah qoul jadid )
Catatan : القديم  dalam Al-Minhaj terdapat pada 28 tempat.
المذهب  …………………… : mempunyai empat pengertian.
1.       Terdapat khilaf 
2.       Al-Madzhab adalah pendapat yang kuat.
3.       Mengisyaratkan khilaf yang terjadi pada kalangan Ashhab daslam menyingkapi pada pernyataan dua qoul atau dua wajah yang terdapat pada suatu masalah. Ada sebagia ulama’ yang menegaskan bahwa kedua pendapat tersebut sebagai aqwalnya (beberapa pendapatnya ) Imam Syafi'i atau beberapa wajahnya Ashhab ada sebagian yang menegaskan salah satu dari beberapa versi pendapat tersebut. Kemudian pendapat yang rojih oleh An-Nawawi diungkapkan dengan istilah Al-Madzhab, boleh jadi pendapat yang diungkapkan dengan istilah Al-Madzhab, merupakan bentuk penegasan dari An-Nawawi sendiri atau kebetulan sama dengan penegasan sebagian Ashhab atau bertolak belakang dengan sebagian Ashhab.
4.       Muqobilnya Al-Madzhab adalah Marjuh (lemah) dan tidak bisa digunakan.

Catatan :                  
 المذهب  ……..Dalam Al-Minhaj trdapat pada 187 tempat.
قيل  : Mempunyai empat pengertian
1.       Terdapat khilaf.
2.       Khilaf dsari kalangan Ashhab bukan dari qoul – qoulnya Imam Syafi'i
3.       Menunjukkan dloifnya pendapat.
4.       Muqobilnya adalah Ashoh atau Shohih (bukan Adhar atau masyhur ).
Catatan :
قيل  …………. Dalam Minhaj terdapat pada 439 tempat.

فى قول كذا  ………. : Mempunyai empat pengertian.
1.       Terdapat khilaf.
2.       Khilaf dari pendapatnya beberapa Imam Syafi'i ( bukan dikalangan Ashhab )
3.       Menunjukan lemahnya pendapat  ( Dloif ) .
4.       Lawanya ( muqobilnya ) berupa qoul masyhur atau adzhar ( bisa digunakan )
Catatan :
المذهب   Dalam Al-Minhaj terdapat pada 202 tempat, bila dikumpulkan dengan قيل   maka berjumlah 641, seluruhnya lemah ( dloif ) kecuali 15 masalah yang telah di tarjih ( diunggulkan ) oleh mutakhorrijin, 12 menggunakan redaksi  قيل   
1.       Dalam fasal شرط زكاة التجارة الحول   dan ……… كتاب العارية  
2.       Dalam fasal لكل منهما رد العارية   dengan redaksi قيل ان يتملكه بقيمته   
3.       Dalam كتاب الطلاق  dengan redaksi  وقيل يكفى بأوله   
4.       Dalam  كتاب الطلاق   diawal faal keempat dengan redaksi  وقيل المنوى  
5.       Dalam bab كيفية القصاص  diawal fasal yang kedua dengan redaksi وقيل لايدخل                                             
6.       Dalam كتاب الدعوى والقسامة   pada fasal إنما يثبت موجب القصاص بإقرار   dengan redaksi  وقيل يكفى فأوضخ رأسه  
7.       Dalam ……. كتاب الردة  dengan redaksi قيل يجب التفصيل  
8.       Di akkhir ….. كتاب السير   sebelum  كتاب الجزية  dengan redaksi وقيل قيمتها   
9.       Dalam كتاب الصيد والذبائح   dengan redaksi قيل يحرم العضو 
10.   Dalam كتاب المسابقة والمناضلة   sebelum  كتاب الأيمان   dengan redaksi وقيل بالسوية   
11.   Dalam كتاب الدعوى والبينات   diakhir fasal yang kedua dengan redaksi وقيل ان ادعى مباشرسببه كلف   
12.   Dalam كتاب العتق  pada fasal  اذ املك اهل التبرع أصله   dengan redaksi وقبل من رأس المال   sedang kan yang tiga dengan redaksi فى قول   

1.       Dalam كتاب الخلع  sebelum pasal pertama dengan redaksi وفى قول  يقع لمهر قتل    
2.       Dalam باب كيفية القصاص   pada fasal kedua dengan redaksi  وفى قول السيف
3.       Dalam باب كيفية القصاص   pada fasal kedua dengan redaksi وفى قول كفله القولين  mempunyai tiga pengertian.
1.       Terdapat khilaf.
2.       Khilaf dari beberapa pendapat asy- Syafi’i
3.       Pendapat tersebut dianggap kuat (rojih) bila disertai penjelasan
Catatan :
قولين   dalam Al-Minhaj terdapat pada 21 tempat.
أقوال  Mempunyai tiga pengerrtian    
1.       Terdapat khilaf
2.       Khilaf terjadi dari beberapa pendapat Imam Syafi'i dan lebih dari dua pendapat.
3.       Menunjukkan terdapat kuatnya salah satu pendapat yang ditarjih (diunggulkan) oleh Ashhab atau oleh nashnya  As-Syafi’I 

Catatan : أقوال  dalam Al-Minhaj terdapat pada 16 tempat.
1.       Dalam bab ……… من تلزم الزكاة   
2.       Dan 3 dalam fasal ….شرط المرهون به
3.       Dalam bab …… إختلاف المتبايعين  
4.       Dalam …… كتاب الوصايا     pada fasal ……  إذ اظننا  
5.       Dalam ……كتاب الإجارة    pada fasal …… يصخ عقد الإجارة  
6.       Dalam …… كتاب الجراح 
7.       Dalam…… كتاب الكفارة  
8.       Dalam …… كتاب العدد  
9.       , 10 Dalam …… كتاب النفقات   pada fasal اعسر بنفقتها
11, 12, 13. Dalam ….. كتاب الردة
14.   Dalam ….. كتاب العتق
15.   Pada fasal ….. الكتابة الفاسدة  

النص   mempunyai empat pengertian  
                                           
1.       Terdapat Khilaf
2.       Antara-Nash adalah pendapat yang kuat
3.       Lawannya (Muqobilnya) adalah lemah (dloif) atau قول مخرج  dan tidak bisa diamalkan.
Catatan :
قول مخرج / التخريج   : dua permasalahan yang dijawab oleh Imam Syafi'i dengan jawaban yang berbeda namun serupa, dan pada akhirnya Ashhab tidak menemukan perbedaan yang menyolok pada dua jawaban tersebut sehingga Ashhab memindah salah satu jawaban tersebut pada salah satu dari dua masalah tersebut, maka jadilah masing-masing dari dua masalah tersebut mempunyai dua jawaban, satu berupa jawaban asali dari Imam Syafi'i dalam menjawab tersebut yang diungkapkan dengan النص  yang kedua jawaban imam syafi’i yang dipindah oleh Ashhab dan diungkapkan dengan قول مخرّج  . قول مخرج  tidak boleh dinisbatkan pada  Imam Syafi'i kecuali dengan qoyyid مخرج   dan tidak bisa diamalkan karena terkadang dengan qoul tersebut dicabut kembali.
( Lihat Syarwani I/ 153 Fiqh Al Islami I/63)
Catatan :
النص   : Dalam Al-Minhaj terdapat pada 16 tempat.
1.       Dalam كتاب الطهارة   
2.       Dalam bab اسباب الحدث  
3.       Dalam bab صفة الصلاة    
4.       ,5  , 6 dalam bab    سجود السهو    
7.       Dalam bab    الكسوفين   
8.       Dalam bab    صلاة الجماعة  
9.       Dalam bab    كتاب الجنائز  
10.   Dalam bab    كتاب الجنائز  
11.   Dalam bab     يشترط المقربة الخ   setelah كتاب الإقرار
12.   Dalam fasal يجب السكنى
13.   Dalam Fasal كتاب الزنا  
14.   Dalam Fasal كتاب السرقة  
15.   Dalam Fasal حلف لا ناكل  
16.   Dalam fasal  kedua setelah كتاب التدبير  

المنصوص  mempunyai empat pengertian  
1.       Terdapat khilaf
2.       Merupakan pendapat yang (rojih)
3.       Manshush alaih ( yang dijelaskan) ada yang berupa pendapat Ashhab-Syafi’I atau pendapat Ashhab
4.       Lawannya adalah pendapat lemah dan tidak bisa diamalkan.
Catatan :
المنصوص   dalam Al-Minhaj terdapat pada 13 tempat
1.       Dalam باب التيمم   
2.       Dan 3, dalam  باب الصفة الصلاة  
4. Dan 5 dalam  باب الصلاة الجماعة  
6. Dalam كتاب الجنائز   
7. Pada fasal ketiga dari كتاب الجنائز
8. Dalam باب الزكاة الفطرة
9. Dalam كتاب الوقف  
10. Dalam باب قسم الصدقاب    
11. Dalam  كتاب النكاح   
12. Dalam  كتاب الأصحية   
13. pada fasal  من عتق عليه   

Mempunyai empat pengertian

1.       Terdapat khilaf dikalangan Ashhab
2.       Khilaf tersebut terdapat tiga pendapat atau lebih
3.       Lemahnya poendapat, terkadang pendapat tersebut disifati dengan syadz atau wahin ( sangat lemah ) sehingga memberi pengertian sangat lemahnya pendapat.
4.       Lawannya ( muqobilnya ) adalah Ashoh atau shohih dan yang diamalkan.
Catatan :    

فى وجه كذا   Dalam Al- Minhaj terdapat pada 27 tempat diantara terdapat pada fasal ketiga setelah baba Iqror yaitu : pendapat yang disifati dengan syadz dan dalam yang disifati dengan wahin.
وجهان   Mempunyai tiga pengertian

1.       Terdapat khilaf antara dua pendapat saja
2.       Khilaf terjadi dikalangan Ashhab bukan pada beberapa pendapatnya asy-syafi’i 
3.       Lawannya ( Muqobilnya ) dloif dari pendapat tersebut berupa pendapat ashoh atau shohih.

Catatan :
Dalam Al – Minhaj terdapat pada 7 tempat

1.       Dalam كتاب الصلاة الجماعة   dengan redaksi طريقين   
2.       Dalam  باب الوكلة  
3.       Dalam باب الصلح    
4.       Pada fasal الطريق النافذ   
5.       Pada fasal ketiga setelah كتاب الطلاق  
6.       Dalam كتاب النفقات   pada fasal يلزمه  
7.       Dalam باب الصفة الصلاة   
Seluruhnya marjuh (berarti dloif) kecuali di 2 tempat
1.       Pada  كتاب الصلاة  dengan redaksi  
فإن حال ما يمنع المرور لا الرؤية فوجهان والأصخ منهما عدم صحة القدوة  
2.       Dalam  كتاب النفقات   dengan redaksi
والوارثات يستويان آويوزع بحسبه وجهان والمعتمد منهما التوزيع   
Mempunyai empat pengertian
1.       Terdapat khilaf
2.       Khilaf tersebut lebih dari dua pendapat
3.       Khilaf terjadi dikalangan Ashhab
4.       Lawannya Ashoh atau shohih.


Catatan :
 او جه  ……dalam Al-Minhaj terdapat pada tiga tempat
1.       Dalam  كتاب قسم الصدقات  
2.       Pada fasal  عاشرها الزوج
3.       Dalam كتاب الجراح   dan fasal قتل مسلما  
فى قول او وجه   mempunyai empat pengertian
1.       Terdapat khilaf
2.       Menunjukkan keraguan apakah dari beberapa pendapatnya Asy-Syafi’i atau dari beberapa pendapatnya Ashhab.
3.       Lemahnya pendapat tersebut ( dloif )
4.       Lawannya (muqobilnya ) berupa  اظهر   atau مشهور   sedangkan lawannya (muqobilnya) وجه   berupa pendapat ….. اصخ  ….. atau ….صخيخ  ……
Catatan :
فى قول اوجه   dalam Al-Minhaj terdapat pada 3 tempat.
1.       Dalam كتاب الخلع  pada fasal قال انت طالق الخ .... 
2.       Dalam كتاب العدد   pada fasal  عاشرها الزوج.....
3.       Dalam  كتاب الرّضاع   

Mempunyai dua pengertian
  
1.       Terdapat khilaf setelah kata بكذا – وكذا   
2.       Apabila setelah kata وكذا – وكذا   terdapat redaksi  اصخ   maka lawannya (muqobilnya) adalah  صحيخ  , atau terdapat redaksi صحيخ  maka lawannya (Muqobilnya) adalah اظهر  dloif (lemah) atau redaksi مشهور   ,   maka lawannya (muqobilnya) adalah خفى