Rabu, 16 November 2011

pesan dari abah

Bismillahirrohmaanirrohiim,

Nashehat-naashehat dari ayahanda :

Belajar menerima nashehat,

Ingat-ingatlah wahai anakku . . .

Semua nashehat orang-orang awal dan orang-orang akhir dalam sabda-sabda tuannya para utusan telah tertulis untuk semua makhluk yang berakal. Dan semua nashehat itu memberikan faidah yang sempurna.

Diantaranya adalah hadist ini :

"علامة إعراض الله علىالعبد اشتغاله بما لايعنيه وإن امراء ذهبت ساعة من عمره في غير ما خلق له لجدير أن يطول عليه حسرته ومن جاوز الأربعين ولم يغلب خيره شره فليتجهز إلى النار"

“tanda berpalingnya Allah atas hambanya adalah ia-hamba disibukan dengan sesuatu yang tidak berguna. Da, sungguh, seseorang yang sesaat dari umurnya telah pergi kedalam hal yang tidak diciptakan untuk dilaluinya maka layak atasnya mendera kesedihan yang panjang. Dan, baramng siapa yang telah melewati umur 40 tahun sementara kebaikannnya tidak lebih unggul dari keburukannya maka, hendaklah ia bersiap-siap menuju neraka.”

nashehat dan mau’idloh ini sudahlah cukup untuk ahli dunia.

Wahai anakku . . .

Memberi nashehat itu mudah. Yang sulit adalah memberi nashehat yang bisa diterima dan diamalkan. Karena, nashehat itu pahit rasanya dimulut pengabdi hawa nafsu dan larangan-larangan itu adalah hal yang disukai oleh orang-orang awam. Apalagi, bagi mereka yang mencurahkan himmahnya dalam mencari ilmu-ilmu formalitas, kebajikan, kemahiran, dan sesamanya dengan tujuan memperoleh keluhuran dan kemuliaan duniawi. Hal itu karena sungguh, mereka hanya bertujuan dengan menghasilkan ilmu-ilmu itu saja, tidak lantas beramal dengan ilmu-ilmunya. Tetapi agar, mereka digolongkan orang-orang yang ahli dalam ilmu itu. Dikatakan :“orang ini ‘alim, mulia”. Dan ini adalah idiologi yang rusak.

Niat,

Wahai anakku . . .

banyak sekali malam-malam engkau lalui dengan mengulang-ulangi ilmu dan mentela’ahnya. Dan aku tidak tahu apakah yang membangkitkan engkau atas hal itu?!.

Jika terdapat tujuan darimu untuk dunia dan merainya, untuk memperoleh pangkat-pangkat dan kewibawa’an atas teman-teman dan sesamamu maka, kerusaan bagimu kemudian, kerusaan bagimu. Dan, jika terdapat tujuan darimu untuk menghidupkan syari’at dan agama muhammady, untuk menjernihkan etika dan moral maka, keberuntungan bagimu.

Dan, nyata benar peya’ir berkata :

سهر العوين لغير وجهك ضائع # وبكاؤهن لغير فقدك باطل

Mata-mata yang bergadang (di malam hari) tidak ber tujuan karnaMu itu tersia-sia (tiada guna).

Mata-mata yang menangis dikarenakan bukan kehilanganMu itu bathil (tidak dibenarkan).

Rosululloh SAW bersabda :

"عش ما شئت فإنك ميت, واحبب ما شئت فإنك مفارقة, واعمل ما شئت فإنك مجزي به"

“hiduplah (dengan) apa-apa yang kau kehendaki (untuk hidup) maka, sungguh engkau akan mati. Cintailah apa-apa yang kau mau (untuk kau cintai) maka, sungguh engkau akan berpisah dengannya.dan, lakukanlah apa-apa yang kau ingin (lakukan) maka, sungguh engkau akan mendapatkan balasan karnanya (perbuatanmu).”

Apakah faidah bagimu dalam menghasilkan ilmu kalam, khilaf, kedokteran, pembukuan (ad-dawawiini), sya’ir-sya’ir, perbintangan (astronomii dan astrologi), nahwi, tashriif, dan lain-lainnya?!. Enkau tiada menghasilkan selain tersia-sianya ‘umurmu dalam keadaan lalai dari kebesaran Allah, keagunganNya dan kekuasaanNya. Karena aku telah membaca dalam injil ‘iisa AS bahwa sesungguhnya hamba ketika mati dan setelah diletakkan dalam qubur, Allah SWT akan menanyainya secara langsung 40 pertanyaan. Dan, pertanyaan yg pertama adalah :

“wahai hambaku...., sungguh engkau telah bertahun tahun mensucikan pandangan makhluk terhadapmu . Apakah engkau telah mensucikan pandanganKu walau sesaat?”

Wahai anakku . . .

setiap hari allah selalu memanggilmu dalam kalbumu , walau engkau tak mendengar :

“apa yang engkau perbuat karna selainku , sedangkan engkau selalu diliputi oleh kebaikanKU ?!

Taken from : kitab ayuhal walad lil imam ghozaly.

* * *

2 komentar:

  1. assalamu'alaikum ya akhy...
    Kami sngat antusias dngan adax blog ini...
    low saya leh minta...
    cba blogx disi dgan hasit BM
    trimaksih

    BalasHapus